Sabtu, 09 Juli 2016

Nonton Sabtu Bersama Bapak di hari Lebaran



Libur lebaran, bingung mau nonton apa ? Kali ini saya ditemani seorang musisi dari Surabaya yang juga bingung mau nonton apa. Diskusi lewat sms pun dimulai karena hp saya lagi rusak. berbekal dari membaca beberapa sinopsis, pilihan kami pun jatuh pada sebuah film berjudul “Sabtu Bersama Bapak”.
Cerita dimulai dengan konflik dari sebuah surat. Surat tersebut berasal dari yayasan kanker Indonesia, yang mengabarkan bahwa bapak Gunawan mengidap penyakit kanker. Kesedihan mulai mewarnai film ini. Bapak merencanakan segala sesuatu untuk masa depan keluarganya nanti, ketika Ia telah pergi. Bapak merekam banyak video untuk menggantikan kehadirannya ditengah keluarga. Ketika tiba waktunya untuk Bapak pergi, Mama pun memutar video itu untuk Satya dan Cakra. Video itu diputar setiap satu minggu sekali, yaitu hari sabtu. Keluarga itu pun tumbuh dengan sempurna sekalipun jumlah mereka tidak sempurna lagi.
                Cerita ini berhasil menguras air mata saya di awal cerita. Saat bapak yang akan menghadapi kematian berinteraksi dengan kedua anaknya, rasanya begitu sedih dan mengharukan. Adegan favorit saya adalah adegan saat sang Bapak bercerita bahwa Ia harus pergi dan itu bukan salah siapapun, jangan pernah menyalahkan siapapun atas kepergian Bapak.
                Film ini terus bergulir dan beberapa masalah muncul ketika Satya dan Cakra telah beranjak dewasa. Masalah-masalah itu mereka hadapi dengan terus mengingat perkataan Bapak. Rasanya saya ingin sekali melihat masa kecil mereka, ketika perkataan bapak mereka dengarkan setiap hari sabtu. Ketika mereka mulai beradaptasi untuk menggantikan sosok Bapak dengan sebuah video rekaman. Saya amat penasaran dengan proses situ. Sayangnya, di film ini cerita lebih berfokus pada masa dikala mereka telah beranjak dewasa. Jadi saya harus membaca novelnya untuk mendapatkan versi utuhnya.
Secara keseluruhan, saya suka film ini. Soundtrack dalam film ini sungguh amat mendukung dan membuat saya penasaran, “ini lagu siapa ya ?” Akting para pemainnya pun terasa natural, tidak berlebihan dan berhasil membuat saya menangis kemudian tak lama akan tertawa. Akting yang terlihat agak kaku, ada pada kedua anak Satya, ekspresi mereka terlihat agak lempeng menurut saya, namun itu semua tidak terlalu mengurangi nilai dari film ini. Jadi bagi yang masih bingung libur lebaran mau ngapain, langsung aja ke bioskop, keburu filmnya udah nggak tayang lagi nanti.     

                                                                                   Indiana Yanuar - 070716