Hari ini tepat
tanggal 22 desember, semua orang pasti rame-rame pake status “Happy Mother’s
Day” atau memposting foto Ibu mereka. Banyak
cara mengungkapkan cinta buat Ibu yang bisa dilakukan, mulai dari posting di
medsos, memberi bunga, cake atau banyak lagi cara sweet lainnya. Kali ini saya
mencoba satu cara yang belum pernah saya lakukan . Selama ini saya selalu
menulis untuk orang lain, tapi belum pernah menulis untuk Mama saya sendiri.
Maaf ya ma 😉
Mamaku itu
tinggi dan besar, waktu kecil aku bisa berlindung dibalik badannya saat ada
bola yang melayang ke arahku. Aku dulu sering sekali melihat mamaku bermain
bola Voli. Kata Papa, Mamaku itu atlet Voli dimasa mudanya. Setelah menikah,
Mama tetap aktif bermain Voli namun hanya sekelas RT/RW. Mama dikenal banyak
tetangga karena keahliannya itu, aku yang masih kecil hanya bisa mengidolakannya
saja karena aku sendiri takut saat melihat bola melayang kearahku. Mama pernah
punya harapan padaku untuk mengikuti jejaknya, namun kali ini buah jatuh terlalu
jauh dari pohonnya. Jadi harapan itu pun sirna seiring dengan lelahnya Mama
mencoba mengajariku bermain Voli.
Papa selalu
bilang, mamamu itu “MAMA HEBAT” Aku hanya tersenyum mendengar kata-kata itu.
Semakin bertambah usiaku, aku sadar kata-kata itu bahkan tak cukup
menggambarkan sosok Mama buatku. Mama itu pacar posesifku, orang yang setia
menanyakan keberadaanku, apakah aku sudah makan, setia menungguku, bahkan
terkadang mama itu berdiri di depan rumah sambil melihat ke depan gang karena khawatir
menungguku pulang. Jika aku berada di luar kota, maka Mama akan bersusah payah
membuka HP dan mengetik pesan buatku. Pesan yang dikirim akan selalu typo
(salah ketik), namun selalu berhasil membuatku tersenyum. Mama tidak akan
pernah bisa tenang sebelum memastikan anaknya baik-baik saja.
Mama itu punya
suara yang sangat nyaring. Suara nyaring itu bisa memanggilku yang berada di
rumah tetangga tanpa Mama harus keluar rumah dan hebatnya aku bisa mendengarnya.
Suara itu lah yang telah melatihku menjadi anak yang berani dan tegas. Aku
tidak pernah takut ketika ada senior yang membentakku saat ospek. Suara itu
pula yang membuatku terbiasa bangun pagi, dan membangkitkan semangatku untuk
menjalani hari.
Mamaku memang
manusia biasa, pasti pernah melakukan kesalahan, tapi mama juga bisa menjadi
doraemon. Mama selalu berusaha menyediakan apa yang aku butuhkan, tapi mama
tidak serta merta memberikannya padaku secara instant. Mama mengajakku berjuang
bersama untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Mama telah menjadikanku sosok
yang pantang menyerah, gigih dan mau berusaha sekalipun keadaan itu cukup sulit
dilalui.
Mama itu ini dan itu, banyak sekali yang tidak
dapat kucurahkan seluruhnya ditulisan ini. Satu yang pasti, Apapun yang terjadi
Aku tidak akan mau menukar Mamaku dengan Mama lainnya.
Love
You Mama - 22122016